16 Mei 2012
Lomba MQK, Kafilah Pasuruan
Subhanallah tidak di sangka ketika itu, yang sebelumnya aku ikuti seleksi di tingkat kabupaten (Pasuruan) dan ahirnya bisa lulus sebagai Kafilah perwakilan Pasuruan untuk mengikuti lomba MQK III (Musabaqoh Qiro’atul Kutub) se-Jawa Timur pada 9-12 Mei 2011 yang dilaksanakan di Probolinggo tepatnya di *Pondok Pesantren Nurul Qodim Kalijakar Paiton. Suatu kebanggaan bagi aku karena bisa mengikuti lomba tersebut meskipun aku tidak bisamembaca Kitab kuning dengan baik dan benar (karena memang benar-benar tidak bisa).
![]() |
MQK. Taken from jatimsite |
Sebelum berangkat ke Probolinggo para pesesrta dari kafilah Pasuruan berkumpul dan berdo’a bersama di Departemen Agama Pasuruan demi kesuksesan lomba ini. Tampak menarik kafilah pasuruan dengan seragam kebanggannya yang berwarna merah bella dengan hitam-untuk cewek model jubah dan cowok hem-kopyah hitam dan kerudung merah bella. Subhanallah tampak indah dan kompak sekali. Sholawwat dan berbagai macam do’a kita minta kepada yang maha Pengabul do’a dengan harapan perjalanan menuju Probolinggo dan lomba bisa berjalan dengan lancer dan berhasil.
![]() |
Pembukaan. Taken from Jatimsite |
Pembukaan lomba yang akan dilaksanakan Di alun-alun Kraksaan (Rabu, 11 Mei 2011) dibuka secara resmi oleh Wagub Jatim Drs.Syaifullah Yusuf yang akrab dipanggil Gus Ipul didampingi Kakanwil Kemenag Prop Jatim Drs.H.Sutrisno Rahmat, SH, MM, M.Pd.dan Bupati Probolinggo Drs.H.Hasan Aminuddin, M.Si. dalam sambutannya Gus Ipul menyampaikan tiga hal pokok:
- Musabaqah adalah adu prestasi atau kompetisi artinya pasti ada yang kalah dan ada yang menang.
- Qira`ah berarti membaca
- Qutub berarti kitab-kitab
MQK bermakna Lomba membaca kitab warisan Ulama(http://jatim.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=10433)
Subhanallah… acara pembukaannya sangat meriah dan ramai (sungguh), dengan kembang api yang menghabiskan beberapa banyak juta untuk persiapan acara ini. Para peserta berbaris sesuai dengan daerah masing-masing. Barisan peserta tersebut tampak sangat panjang di sepanjang kota Probolinggo. Terharu sekali ketika penyambutan para kafilah dari masing-masing kota dan kabupaten di Jawa Timur dan dihadiri oleh Gus Ipul (Gubernur Jawa Timur) dengan sambutannya yang membuat para kafilah semangat untuk terus berjuang di lomba. Beliau menceritakan tentang pendidikannya dan ternyata beliau adalah alumni pondok Sidogiri.
MQK memberikan aku banyak pengalaman baru; mempunyai teman baru yang mereka adalah santri dari pondok-pondok salaf atau terpadu di Pasuruan bahkan se-Jawa timur (Pondok Sengon, Sidogiri, Besuk, Al-Yasini, Darul Lughoh Wadda’wah dll), bisa berkumpul dengan ahli ilmu dan banyak sekali yang pengalaman itu belum pernah aku alami.
Selama lomba, kita ikuti dengan tenang dan seperti biasanya, pada babak final debate bahasa arab, kafilah pasuruan kelompok Hanif Al-Atos dan kawan-kawan lolos dan kita sebagai peserta kafilah Pasuruan memberi support penuh kepada mereka, Alhamdulillah … kafilah pasuruan menjadi juara satu.
Hari terakhir MQK adalah penutupan dan pembagian hadiah bagi peserta lomba yang menang. Pasuruan walaupun tidak menjadi be the best tapi Passuruan juga tak kalah dengan yang lainnya. Pukul 10 malam kembali ke Pasuruan, untk pondok Al-Yasini, Sidogiri, Sengon dan dua pondok salaf lainya, sampai di pasuruan pukul 1, rombongan bus ini terdampar menuggu transpotasi mengantarkan ke masing-masing pondok. Bayangkan suasan sepi terdampar di pinggir jalan (mohon maaf, kayak anak nakal saja!!!).
MQK gives me good and new thing to stand for future
NB : *Pondok Pesantren Nurul Qadim terletak di desa Kalikajar Kulon Paiton Kec. Paiton Kab. Probolinggo. tepatnya pada +150 km dari arah Surabaya menuju Banyuangi. PondokPesantren Nurl Qadim berdiri di atas tanah seluas + 5.000 m2 dengan status tanah milikpribadi. Pondok Pesantren Nurul Qadim didirikan oleh K.H Hasyim Mino seorang ulama' karismatik yang disegani dan dihoramti oleh semua lapisan masyarakat, baik dari kalangan rakyat biasa maupun pejabat pemerintah, baik dari kalangan muslim maupun non muslim.
0 komentar:
Posting Komentar